Rabu, 13 Juni 2012

CARA TEPAT MINTA NAIK GAJI

Amelia Ayu Kinanti
Jika Anda merasa perusahaaan tempat Anda bekerja belum memberikan apresiasi yang cukup terhadap kinerja, meminta kenaikan gaji bukanlah hal yang salah. Namun ada sopan santunnya. Agar tak salah melangkah, coba ikuti kiat-kiat berikut.
MENCARI TAHU PERATURAN PERUSAHAAN.  Yang paling penting dilakukan pertama kali adalah mencari tahu peraturan perusahaan. Kapan waktu perusahaan menaikkan gaji karyawan? Parameter apa yang digunakan untuk menaikkan gaji karyawan?
MEMBANDINGKAN GAJI.  Setelah mengenal peraturan perusahaan, yang harus Anda lakukan adalah melakukan perbandingan gaji dengan orang lain yang memiliki tanggung jawab serta jabatan yang sama dengan Anda dari perusahaan lain. Dengan ini, Anda dapat menemukan rentang gaji yang tepat untuk kemudian diajukan kepada atasan.
DAFTAR KEBERHASILAN.  Anda harus memiliki alasan yang kuat saat meminta kenaikan gaji. Untuk itu, susunlah daftar keberhasilan dan pencapaian Anda dalam kerja. Rangkumlah hal tersebut dalam sebuah dokumentasi yang rapi, jelas serta menarik. Sehingga atasan juga mengetahui alasan jelas untuk menaikkan gaji Anda.
ATUR PERTEMUAN.  Setelah semua persiapan matang, aturlah jadwal pertemuan dengan atasan. Cari waktu yang tepat. Jangan sampai Anda mengatur jadwal saat pekerjaan tengah banyak, atau perusahaan diguncang masalah. Meminta gaji di saat suasana hati atasan buruk hanya akan membuat Anda tertimpa masalah.
LANGSUNG PADA POKOK MASALAH.  Saat pertemuan, utarakan maksud Anda dengan jelas, jangan bertele-tele karena malah bisa menimbulkan makna yang bias. Komunikasikan secara profesional namun santai. Jangan lupa juga untuk menyebutkan nominal jelas kenaikan gaji yang Anda minta. Hal ini dapat berupa persentase ataupun jumlah dalam rupiah.
JANGAN MENGANCAM.  Meminta kenaikan gaji tak perlu dengan cara mengintimidasi. Misalnya menyombongkan diri bahwa Anda mampu diterima di perusahaan lain dengan gaji yang lebih besar. Ini malah hanya membuat Anda terlihat buruk di hadapan atasan. 
Bagaimana? Siap menggapai kesempatan?

IBUMU

Al-Kabair, Imam Adz-DzabaiIbumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun.  Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.  Dan dia telah menyusuimu dengan air susunya dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya.  Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.  Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya.
Dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan Ibu, sedang engkau balas dengan sikap yang tidak baik. Dia selalu mendoakanmu baik diam-diam atau terang-terangan.
Tatkala Ibumu membutuhkanmu disaat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang tak berharga disisimu
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar, Engkau puas dalam keadaan dia haus.
Dan engkau mendahulukan berbuat baik kepada suami, istri dan anak-anakmu daripada Ibumu, dan engkau lupakan segala kebaikan yang pernah dia buat!

BELANJA : ANTARA SUNDA DAN JAWA

Himawan Wijanarko
Lima belas tahun silam saya berbincang dengan seorang eksekutif pengelola departemen store yang membandingkan perilaku konsumennya di kota Bandung, Surabaya dan Yogyakarta. Dia mengamati, walaupun kota Bandung secara ekonomi potensinya di bawah Surabaya, tetapi untuk urusan fashion lebih trendi dibandingkan dengan Surabaya, apalagi Yogyakarta. Alhasil omset gerai dan kecepatan perpindahan mode di Bandung jauh lebih cepat dari kedua kota tersebut. Itu gambaran perilaku belanja 15 tahun silam. Bagaimana sekarang? Ada penelitian menarik yang berasal dari disertasi Arief Helmi yang meneliti konsumen etnis Sunda di Bandung dan etnis Jawa di Surabaya.
Pertama yang diperbandingkan adalah kebersamaan. Kebersamaan menunjukkan pentingnya menjadi anggota kelompok, solidaritas kelompok dan intensitas hubungan seseorang sebagai anggota suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Pentingnya kebersamaan ditandai dengan banyaknya waktu yang dihabiskan seseorang bersama kelompok sosialnya seperti teman atau keluarga. Ternyata kedua etnis ini mengganggap sangat penting.
Kebersamaan berarti juga menunjukkan adanya kekompakan suatu usaha untuk memiliki kebersamaan bersikap, dalam berpendapat maupun bertindak. Seseorang yang menganggap penting nilai ini akan cenderung menyelaraskan sikapnya dan berusaha meminimumkan adanya perbedaan dengan kelompoknya. Walaupun kedua etnis penganut nilai ini, orang Jawa lebih pekat nilai kebersamaannya. Inilah karakter budaya kolektifis. Menghargai keanggotaannya dalam kelompok, sangat menghargai proses dan keputusan kelompok, dan berharap anggota kelompok lainnya membantu pada saat krisis. Keharmonisan kelompok adalah prioritas utama.

10 KIAT SUKSES BERKENCAN BAGI PARA WANITA

Yahoonews
Butuh saran agar bisa sukses berkencan? Kami menghadirkan beberapa kiat sukses dalam berkencan, meliputi apa yang perlu Anda pakai, apa yang perlu Anda lakukan, hingga apa yang perlu Anda katakan ketika kencan.
1.        Pakai baju merah
Saat Anda mencoba mencari baju di lemari pakaian, pastikan itu bukan sekadar untuk menutupi diri, namun juga menunjukkan pada pasangan bahwa Anda benar-benar seorang wanita yang pintar dan seksi. Bagi para pria, warna merah merupakan simbol dari keseksian dan romansa. Para peneliti berdebat, mengapa para pria lebih sering melihat warna merah sinonim dengan hasrat, namun berdasarkan penelitian, seorang wanita berbaju merah akan terlihat lebih menarik.
2. Perluas wawasan
Kita semua pasti tahu bahwa para pria, memiliki sedikit waktu untuk mengobrol. Mereka tidak ingin terlibat pembicaraan mengenai teman-teman Anda, kucing Anda, atau gosip tentang seorang wanita yang melahirkan. Untuk memulai obrolan saat berkencan, bacalah surat kabar, tontonlah berita, dan ikuti berita-berita hiburan. Lalu obrolkan sebuah acara baru, sebuah band baru, atau sebuah film panas. Dengan begitu, Anda akan terlibat dalam percakapan yang asyik.
3. Hindari hal negatif
Supaya sukses berpacaran, Anda harus melupakan masa lalu dan menjadi seseorang yang berani. Jika salah seorang teman Anda menyebalkan, atau Anda punya masa lalu yang buruk dengan pasangan sebelumnya, cobalah menghindari mereka. Anda perlu berpikiran positif saat memulai sebuah hubungan baru, dan ingatlah bahwa pria yang baru ini bukanlah sang mantan.
4. Rasio pinggang dan pinggul
Cantik adalah impian semua orang, kita semua bahkan rela mengahbiskan banyak waktu untuk bisa menjadi cantik. Namun, pernahkah Anda mengambil kalkulator dan mencoba membuat rasio daya tarik Anda? Jika belum, maka jangan khawatir, karena kami telah membuatkannya untuk anda. 
Mereka menemukan bahwa, para pria lebih memilih wanita dengan rasio pinggang terhadap pinggul, sebesar 0,7. Untuk menghitungnya, mudah saja. Ukuran pinggang dibagi ukuran pinggul, itulah dia rasionya. Jika Anda tidak mencapai angka 0,7 maka belilah sebuah ikat pinggang.

MENGUKUR REPUTASI PERUSAHAAN

Jakarta Consulting Group
Belakangan ini makin banyak perusahaan di Indonesia bergiat dalam mengelola reputasinya. Tidak bisa dipungkiri, apa yang terjadi dengan Enron, Arthur Andersen, Merrill Lynch, General Electric dan WorldCom menjadi pemicu yang mendatangkan hikmah akan pentingnya mengelola reputasi perusahaan.

Hanya saja, ada beberapa catatan penulis menyikapi fenomena yang terjadi di lapangan. Ada kecenderungan bahwa perusahaan melihat reputasi perusahaan lebih berdasarkan persepsi internal. Akibatnya, perusahaan terjebak dalam perspektif yang menyesatkan. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk dapat mengelola reputasi dengan baik dan benar?

Dalam hal ini ada adagium yang menyatakan bahwa “You can’t manage what you can’t measure”. Dengan demikian, untuk dapat mengelola reputasi secara baik diperlukan pengukuran reputasi. Proses ini jika dilakukan secara baik akan dapat menunjukkan bagaimana reputasi perusahaan jika dibandingkan dengan reputasi pesaing. Selain itu pengukuran reputasi perusahaan juga dapat menunjukkan sektor dan stakeholder mana saja yang perlu diprioritaskan untuk dibenahi. Secara umum hasil pengukuran ini juga berfungsi sebagai road map bagi proses pengelolaan reputasi itu sendiri.

Bisa dimaklumi bahwa untuk mengukur reputasi secara ideal tidaklah mudah dan diperlukan keahlian khusus. Wajar jika beberapa perusahaan melakukan pengukuran reputasi dengan pendekatan yang lebih sederhana. Misalnya dengan melihat media coverage untuk kemudian menerjemahkan isinya ke dalam reputation score cards. Memang opsi ini lebih baik daripada tidak ada action evaluasi sama sekali, walaupun opsi ini bukannya tanpa kelemahan. Kalau diperhatikan secara lebih seksama akan tampak betapa pendekatan ini lebih fokus kepada merekam outcome dari aktivitas humas di media, sedangkan pengaruhnya terhadap khalayak sasaran luput dari pengukuran. Apalagi jika dikaitkan dengan peran aktual bagian humas yang di lapangan tidak jarang hanya berperan sebagai penyampai, sekedar gula-gula, pemadam kebakaran, atau justru kambing hitam, bukan sebagai pengambil keputusan.

CUSTOMER CARE

CUSTOMERS ARE NO MORE OBJECTS BUT SUBJECTS
Tough competition has made the customers as subjects. As the subject, they emphasize companys products and services on values, interests and necessities that are based on the available data, opinions, and references from other people and from their own experience. They will compare the products and services with the competitors, and use the information to make decision.
DYNAMIC POSITIONING
To obtain a solid position in the competition is definitely not easy. Nowadays, a traditional strategic positioning is not enough to face tough competition. One factor that is frequently neglected by the marketers is a relationship with customers. For this reason, JCG has developed a new model called a dynamic positioning.

A company implements the dynamic positioning by establishing the corporate plannings and assembling the whole components to the market. These plannings are part of the entire organizational activities and actually influence every aspect of the company, such as: Corporate ImageProduct Planning Marketin Financial Health

CUSTOMER CARE IS CRITICAL

Nowadays, many executives and business circles have realized that customers decision is the main prerequisite for the continuity of the corporate. Companies must consider how to create not only satisfied but also loyal customers. Therefore, customer care becomes vital in organizational development.

ANALISA TITIK KONTAK BRAND MAKSIMALKAN BRAND EXPERIENCE

Daniel Surya & Edy Galaxy
SEIRING makin ketatnya persaingan,banyak brand menghadapi perubahan signifikan dalam menghadapi perilaku costumer dan hal ini memicu titik kontak (touchpoints) sebuah brand semakin variatif.

Touchpoints ini memungkinkan terjadinya kontak antara costumer dengan sebuah brand, termasuk di dalamnya penggunaan produk, iklan, toko, pegawai, lingkungan, hingga segala bentuk komunikasi brand. Makin banyak touchpoints dalam sebuah costumer journey, makin banyak pula interaksi yang dapat diciptakan antara costumer dengan brand.

Interaksi yang baik akan menciptakan costumer experience yang berkesan,sehingga meningkatkan preferensi costumer dan meningkatkan loyalitas terhadap brand tersebut. Costumer experience yang baik dapat diciptakan dengan memaksimalkan tiap titik brand touchpoint di mana tercipta interaksi dengan brand tersebut. Brand touchpoint dapat dikembangkan sesuai dengan esensi brand tersebut.

 Salah satu metode yang sering diterapkan adalah dengan memanfaatkan implementasi sensory branding. Sensory branding adalah sebuah metode pemasaran yang melibatkan rangsangan sensorik pancaindra seperti bau,suara, dan tekstur untuk membangun sebuah brand yang mampu memberikan pengalaman (costumer experience) yang lebih berkesan terhadap costumer-nya daripada teknik pemasaran visual branding yang konvensional.

Saat ini semakin banyak kita temukan brand yang mulai menerapkan metode tersebut sebagai bagian dari strategi pemasaran dalam membangun brand image di benak konsumen. Manusia memiliki kemampuan untuk merespons stimulan yang diberikan padanya. Tidak hanya sebatas dalam bentuk visual saja, tapi juga dalam hal rasa, aroma, tekstur, dan bunyi,yang di mana semuanya terangkum dalam sistem pancaindra.

Metode pemasaran tradisional yang hanya fokus di visual diyakini belum cukup kuat untuk membentuk preferensi yang kuat terhadap brand tersebut. Dengan melibatkan aroma, suara, rasa dan tekstur untuk membangun customer experiences, pemasar menemukan metode baru dalam membangun hubungan yang lebih erat antara sebuah brand dengan costumer-nya, dan menciptakan preferensi brand yang kuat.
 

Download Templates